Selasa, 18 Juni 2013

Kritik Sastra dan Esai : Puisi "Sajak Palsu karya Agus R. Sarjono" dan Esai "Dilema Memperbaiki Mutu Pendidikan "



SAJAK PALSU
AGUS R. SARJONO


Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. Lalu mereka
pun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di  akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka
yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, mereka
pun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan
atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi
mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima
palsu. Mereka saksikan

Kritik Sastra dan Esai : Selamatkan Hutank



Nama                          : Lu’luul Mukarromah
Nim                             : 09-520-0157
Kelas                           : B/2009
Mata Kuliah               : Kritik Sastra dan Esai
Dosen Pembimbing   : M. Shoim Anwar
Judul Cerpen             : Paket Mayat
Judul Esai                  : Selamatkan Hutanku


SELAMATKAN HUTANKU

Dalam cerita yang berjudul paket mayat karya M. Shoim Anwar itu saya ambil judul selamatkan hutanku yaitu sebuah cerita yang menggambarkan seorang Suparjan yang bekerja di negeri orang (Malaysia). Dia pekerja ilegal dan ia bekerja di Malaysia tidak mendapatkan gaji dan pada akhirnya dia meninggal akibat kecelakaan yang yang terdapat di dalam kutipan halaman 148 dan 154 adalah
“Suparjan adalah pekerja ilegal. Orang disini menyebutnya pendatang haram. Ketika ada operasi, mungkin Suparjan berusaha lari. Dia dikejar polisi berkulit hitam yang terkenal tanpa ampun itu”.
“Pembicaraan terakhirku dengan Suparjan inilah yang kini menimpanya. Sekitar sebulan setelah itu ada kabar dari temannya kalau Suparjan mengalami kecelakaan dan meninggal. Tapi dia tak bisa menjelaskan kecelakaannya”.

Kritik Sastra dan Esai : KIAI JOGOLOYO KARYA M. SHOIM ANWAR



Nama                          : Lu’luul Mukarromah
Nim                             : 09-520-0157
Kelas                           : B/2009
Mata Kuliah               : Kritik Sastra dan Esai
Dosen Pembimbing   : M. Shoim Anwar


KIAI JOGOLOYO KARYA M. SHOIM ANWAR
            Kiai Jogoloyo adalah seorang kiai yang bisa melayang ringan diatas sungai seperti bebek berenang sehingga beliau tampak anggun dan enak ditonton yang mengalahkan gerak nenek sihir yang terbang dengan sapunya. Kiai Jogoloyo adalah seorang ulama. Ulama adalah pemuka agama/pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina umat islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyakatan yang terdapat di dalam kutipan:
Kiai Jogoloyo memang figur yang sangat dikenal dan berwibawa. Pondoknya juga dikenal dimana-mana. Santrinya datang dari berbagai penjuru. Banyak pejabat dan orang-orang penting sowan kepadanya. Ludahnya dikenal mustajab hal 212.
            Tujuan orang menjadi ulama agar bisa menegakkan ajaran-ajaran islam, serta memberi pelajaran pada orang awaam yang tidak mengerti akan agama secara singkat, misi yang diemban oleh seorang ulama yaitu kiai Jogoloyo ingin menjadi tumpuan dan panutan umat yang terdapat di dalam kutipan:
Kiai itu menjadi tumpuan dan panutan umat. Nasihatnya selalu diturut hal 212.

Kritik Sastra dan Esai : Jawa, Cina, Madura nggak masalah. Yang penting rasanya....”



Nama                          : Lu’luul Mukarromah
Nim                             : 09-520-0157
Kelas                           : B/2009
Mata Kuliah               : Kritik Sastra dan Esai
Dosen Pembimbing   : M. Shoim Anwar
Judul Cerpen             : Jawa, Cina, Madura nggak masalah. Yang penting rasanya....”
Judul Esai                  : Etnis Tionghoa


ETNIS TIONGHOA
Dalam cerita yang berjudul Jawa, Cina, Madura nggak masalah yang penting rasanya karya M. Shoim Anwar itu saya ambil judul Etnis Tionghoa yaitu sebuah cerita yang menggambarkan masyarakat tersebut dalam membuat masakan sama-sama enak rasanya, cara penggorengannya sama cuma yang berbeda penjualnya itu tidak masalah yang penting rasanya yang terdapat di dalam kutipan halaman 186 adalah
Kue itu gorengannya sangat bagus hingga kulitnya tampak kuning mulus dan bersih. Isinya juga penuh sehingga kelihatan montok. Siapaun yang menjual gak masalah, yang penting rasa kuenya enak. Dia membawa kue pastel dagangannya itu kesana kemari disekitar jalan Pengampon. Dia selalu berkata “Jawa, Cina, Madura nggak masalah. Yang penting rasanya.

Kritik Sastra dan Esai : Puisi "Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta karya Ws. Rendra" & Esai "Krisis Manusia Modern"



Nama                          : Lu’luul Mukarromah
Nim                             : 09-520-0157
Kelas                          : B/2009
Mata Kuliah              : Kritik Sastra dan Esai
Dosen Pembimbing   : M. Shoim Anwar
Judul Puisi                 : Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta karya Ws.      Rendra
Judul Esai                  : Krisis Manusia Modern

Krisis Manusia Modern

Dalam puisi “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta karya Ws. Rendra yaitu menceritakan pelacur-pelacur di kota Jakarta yang rela memberikan kehormatannya kepada orang lain karena ia terdesak dengan masalah ekonomi keluarganya. Manusia yang terjebak kedalam dunia yang tujuannya hanya untuk  mencari tujuan akhir yang sempurna, tujuan akhir manusia adalah mencari kesenangan dalam hidup, serta mencari kepuasan hati bukan kepuasan batin yang terdesak dengan kebutuhan sifat kurang puas akan keadaaanya.

EROTISME DALAM TABLOID MEMO EDISI 253 MINGGU 1 JUNI SAMPAI EDISI 260 MINGGU IV JULI 2012

Lu’luul Mukarromah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Cienta_ayank26@yahoo.com
Abstrak
Erotisme, pada umumnya selalu dikaitkan dengan persoalan seputar seks. Di dalam kenyataan, hal ini sesungguhnya tidak benar memang, sangat sering alat-alat kelamin atau perilaku alat-alat kelamin itu dinyatakan secara lugas maupun samar, tetapi cara yang sedemikian itu hanya semacam pintu masuk ke sesuatu tujuan. Tujuan itu, sangat bergantung pada kepentingan seseorang. Pada dasarnya erotisme dalam berbahasa tidak dapat didefinisikan secara umum. Erotisme dalam sebuah teks adalah penggambaran secara keabsahan tindakan, keadaan, atau suasana yang berkaitan dengan hasrat seksual. Jadi, tindakan seksual bukanlah tindakan yang digambarkan secara visual melainkan secara verbal. Timbulnya nafsu birahi pada pembaca adalah pembaca yang menafsirkan teks yang bersangkutan sehingga menimbulkan dampak erotis terhadapnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, teknik dokumentasi adalah teknik mengambil data yang sudah ada dalam Tabloid Memo pada edisi 253 Minggu I Juni sampai edisi 260 Minggu IV Juli 2012. Teknik penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis, sedangkan prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Reduksi data, Klasifikasi data, Interpretasi data, Deskripsi,.
Kata Kunci :Erotisme, Tabloid Memo.

Abstract
Eroticism, in general, has always been associated with issues surrounding sex. In reality, it is not really true indeed, very often genitals or genitals behavior is expressed in a straightforward and vague, but in such a way that it just kind of entrance to some purpose. That purpose, depends on an interest. Basically, eroticism in language can not be defined in general. Eroticism in a text is a depiction of the validity of the act, condition, or mood associated with sexual desire. Thus, the sexual act is not an act but a visually described verbally. The emergence of lust on the reader who is interprets this text is influence it. The main of erotic is erotic desire. Erotic text should not directly lead to libido, but also based on the desire libido. Judging from erotic text sentence structure can formed a sentence that is called “action”. An example of it is, “the passionate embrace of Didi who had become his wife”. From that sentence of an erotic sentences, the text that describes the erotic activity. However, the text may not necessarily erotic impact. The method used in this research is descriptive qualitative. The technique used in this study is documentation, documentation technique is the technique of taking an existing record in the 253 edition of the tabloid Memo on First Week of June to Sunday IV edition of 260 in July 2012. Technique of analyzing the data used in this study is content analysis, while the data collection procedures used in this study are: data reduction, classification data, interpretation of data, description.
Keywords: Eroticism, Memo Magazine

Kritik Sastra dan Esai : Air Mata Anakku

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv26dtxXMBk_7wk7gk885u6-sCjLityoHZZ7OCq5Hw6vOHQHyCmLCF3GUOGM4MerdCHZbJ0Q95Zv_NDoFURr0P5b5CLOtuRkyFUHgpZ5k6Fbb8tfWl78sQS3xwyXHbceO61ZnLDsFoHbB4/s1600/7+kebaikan+menangis.jpg



Nama                          : Lu’luul Mukarromah
Nim                             : 09-520-0157
Kelas                           : B/2009
Mata Kuliah               : Kritik Sastra dan Esai
Dosen Pembimbing   : M. Shoim Anwar
Judul Cerpen             : Air Mata Anakku

Dalam cerpen Air Mata Anakku Karya: M. Shoim Anwar menceritakan kehidupan seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan akibat terobsesi dengan harta dan jabatan yang ia miliki. Semuanya ia peroleh dengan mudah, serba praktis tanpa harus berusaha. Dimasa sekolahnya ia selalu menggunakan jalan pintas dan tidak mau repot, ini ilmu yang tanpa sadar telah diberikan pihak sekolah padanya, segala cara ia lakukan agar memperoleh apa yang ia inginkan.
Kekurangan dalam cerpen ini adalah pembaca yang merasa bingung dengan judul cerpen tersebut karena judul dalam cerpen tersebut hanya sedikit disinggung diakhir cerita yang terdapat dalam kutipan
“Tangis anakku tambah mengeras. Air matanya mengenai safariku. Santi, anak perempuan terakhirku, seakan tak rela melepas kepergianku ke kantor. Dia sesenggukan di dadaku. Baju safariku terasa makin basah oleh air matanya” ( hal 112).