Nama :
Lu’luul Mukarromah
Nim :
09-520-0157
Kelas :
B/2009
Mata Kuliah : Kritik Sastra dan Esai
Dosen Pembimbing : M. Shoim Anwar
KIAI JOGOLOYO KARYA M. SHOIM ANWAR
Kiai Jogoloyo adalah seorang kiai
yang bisa melayang ringan diatas sungai seperti bebek berenang sehingga beliau
tampak anggun dan enak ditonton yang mengalahkan gerak nenek sihir yang terbang
dengan sapunya. Kiai Jogoloyo adalah seorang ulama. Ulama adalah pemuka
agama/pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina umat islam baik
dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik
dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyakatan yang terdapat di dalam kutipan:
Kiai
Jogoloyo memang figur yang sangat dikenal dan berwibawa. Pondoknya juga dikenal
dimana-mana. Santrinya datang dari berbagai penjuru. Banyak pejabat dan
orang-orang penting sowan kepadanya. Ludahnya dikenal mustajab hal 212.
Tujuan orang menjadi ulama agar bisa
menegakkan ajaran-ajaran islam, serta memberi pelajaran pada orang awaam yang
tidak mengerti akan agama secara singkat, misi yang diemban oleh seorang ulama
yaitu kiai Jogoloyo ingin menjadi tumpuan dan panutan umat yang terdapat di
dalam kutipan:
Politik itu merupakan
salah satu sarana atau komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat sehingga
apapun program yang dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan
keinginan-keinginan masyarakat dimana tujuan yang dicita-citakan dapat dicapai
dengan baik. Tujuan orang masuk partai politik adalah untuk kesejahteraan
masyarakat dan untuk menyalurkan inspirasi terhadap kepentingan negara.
Setiap warga yang bermukim dinegara
ini, maka dia berhak dan mempunyai wewenang untuk masuk pada partai politik
yang ada di negara ini tidak terkecuali para ulama, buktinya di Indonesia
banyak bermunculan partai-partai politik yang menjadi pelopor berdirinya adalah
ulama. Jadi boleh saja ulama masuk partai politik sedangkan penyebab ulama
masuk partai politik yaitu rasa ingin tahu yang besar dan timbul dari perasaan
seorang ulama yang ingin mengetahui apa itu politik serta menyampaikan
pentingnya ajaran agama yang harus diketahui oleh masyarakat yang terdapat di
dalam kutipan:
Sudah
waktunya kiai melek politik,”kata kiai Jogoloyo dalam orasinya,”Daripada Kiai
dimakan oleh politik, maka lebih baik politik itulah yang dimakan oleh kiai hal
214
Pondoknya juga sudah dibangun dan dapat
bantuan dari partai. Modin lantas menunjukkan potongan berita dari koran soal
hal tersebut hal 211.
Kiai tidak boleh hanya berkutat pada kitab
kuning. Kiai harus terlibat langsung dalam percaturan politik agar dapat
mengontrol jalannya pemerintahan. Betul.........?” hal 215.
Selama ulama tahu akan posisinya
sebagai orang yang tahu akan ilmu agama, sedangkan ulama sudah lupa akan
kedudukannya maka ulama tersebut akan terjerumus pada arus politik kotor yang
terdapat di dalam kutipan:
Esok
paginya, dihalaman depan koran tertulis judul berita utama: Politikus Partai
Kecemplung Kali” hal 218.
Partai
kita adalah partai yang paling banyak kiainya! Maka jangan ragu-ragu, kita
coblos beramai-ramai! Kita pasti menang!” hal 215.
Ada banyak ulama yang
masuk partai politik yaitu Nur Cahya dan Ra Fannan. Hubungan ulama dan partai
politik adalah orang yang pandai dari segi agama sedangkan partai politik
adalah wadah bagi orang-orang yang ingin menyampaikan inspirasinya, jadi bagi
ulama partai politik adalah tempat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar